Google

Monday, August 6, 2007

Dampak Razia Software Bajakan, Pindah Linux, Dikeluhkan Pelanggan

Thursday, 19 July 2007
sumber : Arfi Bambani Amri - dtc

Surabaya-Surya
Rajinnya polisi merazia software bajakan membuat para pemilik warung internet (warnet) kalang kabut. Ada yang banting setir ke sistem open source yang gratis atau sebaliknya membeli software orisinal agar pelanggan tak lari.
Gery, 20, pengelola warnet di kawasan Surabaya ini mengungkapkan salah satu cabang warnetnya pernah terkena razia. “ Memang saat itu ada beberapa yang belum asli tapi sekarang saya jamin semua software kami asli,” kata Gery, Selasa (17/7).

Nasib sama dialami Desi, 23. Pengelola Progress Net ini menuturkan dua bulan lalu separo dari belasan komputer di warnet itu disita polisi karena menggunakan software palsu. “Polisi meminta kami menggunakan software asli,” katanya.

Desi mengaku harus mengeluarkan biaya minimal Rp 800.000 kalau menggunakan software asli. Ini terlalu berat bagi para pengelola warnet. Cara lainnya yang jauh lebih murah adalah menggunakan sistem operasi Linux. Tapi ini bukan tanpa risiko. “Pelanggan kami banyak yang mengeluh karena belum familiar dengan sistem operasi ini. Akhirnya kami kembali ke Windows, biar mahal tapi aman dan pelanggan tak lari,” tutur Desi.

Berbeda lagi warnet Annisa yang nekat menggunakan Linux untuk berhemat. Habibie,25, operator sekaligus teknisi warnet mengaku sejak adanya razia dua bulan lalu, pihaknya menggunakan Linux. Namun semua komputer di warnet tersebut menggunakan software asli. “ Windows kami orisinal, hanya office-nya yang palsu. Kami memutuskan memakai Linux tapi begitu tersambung dengan software lain menjadi berat,” katanya.

Semula para pelanggan mengeluh karena menemui kesulitan. Tetapi ini tidak berlangsung lama, karena kemudian pelanggannya semakin biasa dengan Linux.
Seperti yang dikemukakan Andi, 19, pelanggan warnet Annisa yang awalnya mengalami kesulitan, “Tapi karena saya sudah paham jadi saya mulai terbiasa,” katanya.

Pelanggan warnet ternyata banyak yang tidak tahu soal razia software ini. Seperti yang dikatakan Rusdi, 20, warga Semolowaru. “Saya biasa berpindah warnet, tapi selama ini saya belum menemukan warnet yang menggunakan Linux. Hampir semua warnet yang biasa saya datangi menggunakan software Windows biasa,” katanya saat ditemui Surya Selasa (17/7) di salah satu warnet di Surabaya Selatan.mg1

2 comments:

abiez said...

mas, itu salah, annisa gak pake linux n officenya gak palsu. yang jelas warnet annisa pake openoffice (open source / biasa digunakan linux) dan pake windows asli, bukan linux.

Anonymous said...

berarti korannya yg salah donk biz

Google