Google

Monday, August 6, 2007

MSWORD jadi BMP

Makin banyak vendor – vendor anti virus yang menawarkan proteksi yang lebih canggih namun ternyata para pembuat virus terutama virus local, kelihatannya semakin mahir pula dalam mengutak - atik source code virus yang lebih seru setiap kemunculannya. Setelah Kespo yang sukses menyebar dan merepotkan semua orang karena menginjeksi dan merubah file DOC / .XLS menjadi .EXE, kini muncul variannya Delf.ZFA atau lebih dikenal dengan nama ZulAnick. Kalau virus Kespo merubah file data korbannya menjadi .EXE, maka ZulAnick ini merubah file-file MSWord, Excel, MP3 dipermak menjadi .BMP (bitmap). Celakanya, vendor antivirus hanya mampu mendeteksi dan membersihkan virus yang menginfeksi file dan file (data) yang telah dibersihkan dari virus tetap tidak mau kembali ke jalan yang benar (tidak dapat diakses) karena sudah dipermak menjadi .BMP. Tentunya korbannya akan nangis Bombay (mungkin maksudnya nangis karena matanya kena bawang Bombay :P). Tetapi jangan khawatir, anda tidak perlu ke India untuk mengatasi masalah ini. Ada programmer Visual Basic lokal dari Yogyakarta yang baik hati dan membuatkan tools untuk mengembalikan data yang dipermak oleh ZulAnick. Dan kabar baiknya, tools ini ampuh dan gratis.

Rasanya baru kemarin kita dilanda kesengsaraan akibat ulah kespo, dimana semua data baik MS.Word maupun MS.Excel akan di injeksi/infeksi sehingga terkadang antivirus vendor akan menghapus file tersebut dan tidak berdaya untuk repair file yang sudah terinfeksi virus Kespo tersebut. Bak perlombaan, para programer lokal juga berlomba untuk membuat tools untuk menghajar sang Kespo, seiring dengan berjalannya waktu kini sudah banyak bermunculan removal tools untuk mengembalikan file yang diinjeksi Kespo tersebut, antara lain :

· Husni dengan DOC/XLS Remover nya (Gratis) http://adilmakmur.wordpress.com/2007/05/25/doc-xls-recover/

· Ahlul dengan EXE 2 DOC nya (Gratis) http://www.ahlul.web.id/download/kespo/

· PCMAV dikeluarkan oleh majalah PC Media dan diberikan di dalam DVD jika anda membeli majalah PC Media.

· Yayat dengan YAV (Yayat Anti Virus) Gratis. Yayat adalah seorang programmer VB yang bekerja di internet cafĂ© Chanal – Yogyakarta www.chanal.biz. Untuk mendownload tools YAV terbaru, Vaksincom sudah mengupload file tersebut di http://vaksin.com/removal.htm.

Penting !!!...

Use this removal with your own risk!!.....

Dampak Razia Software Bajakan, Pindah Linux, Dikeluhkan Pelanggan

Thursday, 19 July 2007
sumber : Arfi Bambani Amri - dtc

Surabaya-Surya
Rajinnya polisi merazia software bajakan membuat para pemilik warung internet (warnet) kalang kabut. Ada yang banting setir ke sistem open source yang gratis atau sebaliknya membeli software orisinal agar pelanggan tak lari.
Gery, 20, pengelola warnet di kawasan Surabaya ini mengungkapkan salah satu cabang warnetnya pernah terkena razia. “ Memang saat itu ada beberapa yang belum asli tapi sekarang saya jamin semua software kami asli,” kata Gery, Selasa (17/7).

Nasib sama dialami Desi, 23. Pengelola Progress Net ini menuturkan dua bulan lalu separo dari belasan komputer di warnet itu disita polisi karena menggunakan software palsu. “Polisi meminta kami menggunakan software asli,” katanya.

Desi mengaku harus mengeluarkan biaya minimal Rp 800.000 kalau menggunakan software asli. Ini terlalu berat bagi para pengelola warnet. Cara lainnya yang jauh lebih murah adalah menggunakan sistem operasi Linux. Tapi ini bukan tanpa risiko. “Pelanggan kami banyak yang mengeluh karena belum familiar dengan sistem operasi ini. Akhirnya kami kembali ke Windows, biar mahal tapi aman dan pelanggan tak lari,” tutur Desi.

Berbeda lagi warnet Annisa yang nekat menggunakan Linux untuk berhemat. Habibie,25, operator sekaligus teknisi warnet mengaku sejak adanya razia dua bulan lalu, pihaknya menggunakan Linux. Namun semua komputer di warnet tersebut menggunakan software asli. “ Windows kami orisinal, hanya office-nya yang palsu. Kami memutuskan memakai Linux tapi begitu tersambung dengan software lain menjadi berat,” katanya.

Semula para pelanggan mengeluh karena menemui kesulitan. Tetapi ini tidak berlangsung lama, karena kemudian pelanggannya semakin biasa dengan Linux.
Seperti yang dikemukakan Andi, 19, pelanggan warnet Annisa yang awalnya mengalami kesulitan, “Tapi karena saya sudah paham jadi saya mulai terbiasa,” katanya.

Pelanggan warnet ternyata banyak yang tidak tahu soal razia software ini. Seperti yang dikatakan Rusdi, 20, warga Semolowaru. “Saya biasa berpindah warnet, tapi selama ini saya belum menemukan warnet yang menggunakan Linux. Hampir semua warnet yang biasa saya datangi menggunakan software Windows biasa,” katanya saat ditemui Surya Selasa (17/7) di salah satu warnet di Surabaya Selatan.mg1
Google